Mahkotaku perisaiku
Karya : Arina Hunafa Qudsi
Pagi
hari yang cerah.secerah mentari pagi ini yang menyinari dunia.hari ini,hari
yang paling spesial bagi nina.nina,nama panggilan dari nama nina nazrina ini
mengawali hari baru. Yakni ke sma.
Nina ini orangnya sederhana,gigih,tekun dan penuh tanggung jawab.
Nina kini hidup bersama ibu dan
adiknya setelah di tinggalkan oleh ayahnya. Ayahnya telah meninggal dunia sejak
dia berumur 11 tahun.
Setelah mengalami senang sedihnya di pesantren selama 3 tahun,kini nina
di ajak berhijrah oleh ibunya ke tanah jakarta.di tanah itu lah nina di uji
kembali keimananya untuk bisa menghadapi banyaknya perbedaan agama.
“kepada seluruh peserta mos,di harapkan segera berkumpul di
lapangan.yang masih di kantin atau di taman harap bergegas ke lapangan sekarang!1…..2….”
ujar para osis dengan menghitung ala militer.
“huuuuu….h…. waaa….h ye……aaahhhhh.”
Sorak para peserta mos dengan suara terburu-buru. Suara antusias bergelegar di
arena sekolah.
“teeeee……….t”
Bel pun berbunyi,peserta mos bun
berkumpul di lapangan.
Apel pun di mulai.panas,lelah,letih,haus
dan rasa menyendiri yang kini di alami nina.
Nina sedari dulu di kenal mempunyai sifat pendiam,terkadang tegas.dia
sedikit sekali ketika
berbicara.cerdas,murah senyum dan baik hati.juga cantik.tetapi,dengan segala
kelebihan yang di milikinya,ia tetap saja merasa rendah hati. Di banding dengan
tuhannya,dia tak ada apa apanya.
Tiba-tiba seorang wanita bermata agak
sipit tanpa berhijab dengan pakaian kemeja bercelana levis menghampiri nina.
“permisi,…kamu sendiri aja?”
“iya.”
“kenalin,aku maria clasantia,biasa di panggil maria. Kamu siapa?”
“a..ku nina nazrina. Biasa di panggil nina.” Jawab nina dengan nada
gugup.
Nina pun terhening sejenak seraya bergumam dalam hati. “nama yang unik.tetapi
seperti logat agama cristiani. Ya….h,sudahlah nin. Kita ini kan satu dalam
bhineka tunggal ika. Toh,bergaul dengan siapapun boleh. Asalkan jangan terbawa olehnya.”
“nina,kamu pendatang ya?” tanya maria
“e..m. iya. Kok kamu tahu.”
“kamu lulusan pesantren ya. Kamu asli orang mana?”
“ya,aku lulusan pesantren mar. aku asli orang subang.”
“oh…subang. Aku juga punya om di sana. Tetapi entahlah daerahnya di
mana. Aku lupa.”
Apel pun selesai. Nina dan maria pun
berpencar mencari nama masing masing yang telah di pasang oleh anggota osis di
kelas yang akan mereka tempati.
“nin….,kita satu kelas. Sini…nin.” Teriak maria
“haaa…h. iya,mar.”
Nina dan maria pun satu kelas. Bahkan
satu meja bersama.
Nina pun merasa minder. “ minim
skali orang yang memakai hijab di sini.lalu kelihatanya,mereka tergolong sebgai
orang yang punya. Bahkan hampir semua. Astaghfirullahal’adziim… bicara apa aku
ini. Allah lah yang maha kaya dan memberikekayaan nin.” Ujarnya dalam hati
“hay maria. Loe di sini.” Tanya yoseph.
salah satu teman yang pernah satu sekolah dengannya.
“hey,iya. Kamu di sini juga.”
“orang itu pun tepat sekali duduk di belakang kursi maria. Maria pun
memperkenalkan yosephpada nina.
“oh,ya. Seph,kenalin ni. Ini nina. Dan nina,ini yoseph, panjanganya
ayodha yoseph.”
Yoseph pun memandang nina dengan pandangan sinis seraya mengulurkan
tangannya pada nina.tetapi nina pun menghindar.
“lohhh,kenapa?ada yang salah dari gue. Oh ya,ya. Dari pakaian nya aja
udah keliatan. Loe lulusan pesantren ya.”
Yoseph tlah lama di kenal oleh maria.jadi,tak asing lagi maria mengetahui
sifat-sifat yoseph.
Bel istirahat pun berbunyi. Maria dan nina pun pergi ke kantin.
Tiba-tiba yoseph menghadang di belakang pintu.
“yoseph,apa-apaan sih kamu. Minggir ngga. Dari dulu sampai
sekarang,masih aja nggak berubah.” Uajr maria dengan nada marah
“heh mar. awas ya,loe di hasud sama ntu
anak.gue muak liat orang so alim tuh.”ujar yoseph
“nghomong apaan sih kamu. Hanya
masalah sepele aja di gede-gedein. Ini tuh negara indonesia. Negera yang
mempunyai ham. Kmu siapa coba maen ngatur-ngatur segala.” Jawab maria.
“arrrrggh….trsrah loe aja deh.”jawab yoseph dengan nada kesal
Lalu,yoseph pun minggir. Maria dan nina
pun peri ke kantin. Setiba di kantin,maria pun bercerita.bla…bla..bla.
“nin,maafin yoseph ya tadi. Emang dia
gitu orangnya. Kasar,blagu,sombong. Ya emang itu watak dia. Dia asli
keturunan batak. Ya semoga kamu mau menerima perbedaan sifat ini.”
“iya mar,aku dah ngerti kok. Aku sering
di latih kaya gituan. Malah dalam satu lantai dan atap. Pas waktu di
pesantren.” Jawab nina dengan nada lembut.
Bel masuk pun berbunyi. Mertekapun masuk
ke kelas. Setelah bla…bla…bla. Mereka mengikuti pelajaran,bel pulang pun
berbunyi. Maria dan nina pun pulang bersama.
Ketika di depan gerbang terdengar suara klakson mobil.
“ti…..n. tiiiiin.”
“nah,itu mobil aku. Ayo nin naik. Aku antarkan kamu sampai rumah.”
Nina pun terdiam. Mana mungkin orang seperti nina yang biasa jalan
kaki,hidup pas-pasan rumah sederhana ini menaiki mobil se mewah ini.
“nin,kok ngelamun. Ayo naik.”ujar maria
“ehmmm,nggak usah mar. ngerepotin banget.”
“sssttt, udah ayo naik.”
Nina pun menaiki mobil tersebut.
Sesampainya di rumah nina,maria pun terkejut. Apa benar ini rumah nina. Dengan
berdindingkan bilik dan beratapkan genteng yang separuh retak. Dia masih tak
percaya. Masa nina bisa bersekolah di sekolah umum yang elit itu.
Keesokan harinya,maria pun membawa uang dengan jumlah yang cukup besar.
Untuk di berikan kepada nina. Sungguh bertolak belakang skali kehidupan nina
dan maria. Tetapi,maria tak seperti kebanyakan anak orang kaya pada umumnya.
Maria tak memiliki sifat sombong. Dan dia sangat berbaik hati pada semua orang.
Dia slalu menekadkan dalam hatinya. Dalam agama yang di anutnya (christiani)
jika seseorang mempunyai harta,maka orang itu harus berbagi. Dan dia
mempercayai tuhannya akan melipat gandakannya.
“nin,ini ada sedikit uang buat kamu.
Mohon di terima ya. Tapi,aku pesen. Ini untuk membangun rumahmu.” Ujar maria dengan
nada pelan berbisik ke telinga nina.
Nina pun heran. Mengapa tiba-tiba maria memberikan uang yang cukup besar
padanya.dia mengira pasti akibat maria melihat rumahnya.
“m…akasih mar,ngga usah. Takut ngerepotin.”
“ii…h. nggak kok,terima ya,please.” Bujuk maria
Nina pun terdianm dan merasa ragu atas
uang itu. Yang menjadi problematika nya,mereka berbeda agama. Dalam islam,boleh
tidak menerima uang dari non muslim.
Lalu,nina pun terngiang pada guru di pesantrennya. Ada hadist yang
mengatakan. “nabi saja berdagang dengan non muslim berarti nabi menerima uang
dari non muslim.” Akhirnya nina pun memutuskan untuk berhusnudzon kepada maria
dan percaya bahwa rizki yang di berikan itu dari Allah swt. Karena segala
sesuatu itu tergantung niatnya.
“ya,ini. Aku terima. Makasih ya.”
“nah,gitu donk. Ya,sama-sama”
“oh ya. Nin kalau butuh apa-apa. Bilang
aja ya,ke aku.”
“oh ya,nin kamu kok bisanya bersekolah
di jakarta,kenapa?” sambung maria.
“ehm…m..m anu. Nggak kok ng..ga kenapa
kenapa.” Jawab nina dengan nada gugup.
“udah,biasa aja. Ceritain ke aku.”
“ya,awalnya sih sejak ayah ku meninggal.
Jadi ibu lebih memilih pekerjaan di kota.kebetulan aku mendapat beasiswa siswi
teladan. Hadiahnya uang dengan nominal yang cukup besar.”
“ohhh,gitu.”
“terus,aku boleh nanya
ngga,emang dalam islam, harus ya memakai kerudung?”
“nggak kok,kata syapa?. Yang di
wajibkannya itu adalah menutup auratnya,bukan memakai hijabnya.”
“terus manfaatnya apaan sih?”tanya maria
dangan raut wajah penuh tanda tanya.
“ ya, banyak.contohya kerudung.
Kerudung inibisa melindungi kita dari panasnya matahari yang bisa merusak kulit
kepala. Dan contoh lain dalam islam seperti memakai rok panjang dan baju lengan
panjang. Bisa melindungi kita dari sinar UVA dan UVB yang bisa merusak kulit
tanpa memakai lotion.”
“heheehe,unik juga ya.”
“memang,dalam islam itu setiap
kegiatannya pasti ada manfaatnya. Contohnya wudhu & shalat. Wudhu itu untuk
membersihkan badan dari kotoran dan debu. Sedangkan shalat adalah
olahraganya.karena kalau shalat kan tubuh kita gerak semua.” Ujar nina
“oh…pantesan. Aku sering nengok ke
masjid. Orang islam tuh apa-apaan sih memuja tuhanya dengan jungkir balik kaya
gitu. Oh,ternyata itu shalat toh.”
Kemudian,setelah maria bertanya panjang
lebar seperti itu. Ingin mengetahui lebih banyak tentang islam. Nina pun
berdo’a dalam hatinya.
“ ya Allah, hidayah itu datang dari mu. Maka dari itu,berikanlah anugrah
dan hidayahmu ya rabb,agar maria mengikuti jalan yang lurus dan benar. Yaitu ke
jalan mu ya rabb.”
Pada waktu itu,kebetulan guru sedang mengadakan rapat. Jadi, pelajaran
di tunda .mulai aktif setelah istirahat. Lalu, ketika mereka sedang asyik
berbincang, tiba-tiba yoseph datang.
“ eh orang udik. Loe nggak mau kan terkucilkan di sini. Liat tuh. Hampir
semua orang nggak pake jilbab. Maka dari itu. Buka aja gih,sono.”
“yoseph,apa-apaan sih kamu. Keliatannya tuh kesellll banget sama nina.
Emang salah dia apa ke kamu.emang apa sih salahnya nerima perbedaan. Toh
indahnya hidup itu karena banyak perbedaan.banyak warna,banyak cerita. Lalu,
negara indonesia ini adalah negara yang memiliki ham. Jadi, setiap orang bebas
berkarya dong dan memilih apa yang di kehendakinya lah. Jangan sok nguasa deh!”
Jawab maria dengan nada
kasar,menyentak dan sangat marah.
“ehmm… maaf sebelumnya, sampai kapanpun juga,aku ngaak bakalan mau
melepas mahkota ku. Mahkota ku adalah perisaiku. Gimanapun juga dia suatu
penghormatan bagi ku. Dalam situasi apa pun aku nggak bakal mau kehilangan
kehormatan ku.” Jawab nina dengan nada tegas.
Mentari siang tlah lenyap di gantikan
oleh sang rembulan. Yoseph menyendiri di kamar. Seraya terngiang-ngiang ucapan
yang di ucap maria tadi siang.seraya terucankan kata dalam hatinya.
“iya,yah. Bener juga yang di ucapkan maria tadi siang. Hidup itu
berwarna karena adanya perbedaan. Dan kehidupan itu akan bisa berjalan lancar
jika kita saling cinta damai.”
Keesokan harinya,yoseph pun tersadar dan meminta maaf kepada maria dan
nina, juga kepada teman-teman yang lain. Atas segala
kecerobohannya,kekasarannya,kenakalannya, kesombongannya dan kesalahan yang
lainnya.
Tak terasa tiga tahun tlah mereka lalui. Sekolah mereka mengadakan acara
perpisahan beserta pestanya. Semenjak yosep mengakui segala kesalahannya,
yoseph kini bergabung menjadi sahabat nina dan maria. Dia memahami banyak hal
darinya. Terutama dalam segi kehidupan.” Betapa indahnya perbedaan. Hidup tak
akan lengkap tanpa perbedaan.” Motto itulah yang kini tertancap di hati yoseph.
Selain yoseph,ada pula teman sekelas mereka yang ingin bergabung
dengannnya. Yang mempunyai sifat humoris,gesit dan banyak akal. “chloe de
nesya” namanya. Dia berasal dari agama budhisme. Dia juga pendatang seperti
ninia. Dia berasal dari surabaya.
Mereka pun merundingkan. Akan kemanakah mereka melanjutkan sekolah
setelah mengennyam pendidikan sma. Yapss….tepat skali. Mereka memilih kuliah.
Di jenjang perguruan tinggi ini,mereka di uji. Seberapa besar pertahanan
persahabatan mereka.mereka di takdirkan dengan berbedanya perkuliahan. Mereka
berpisah saat ini. Berpisah dengan artian tujuan dan keinginan yang berbeda.
Maria dan yoseph lebiih memilih kuliah di jakarta. Tetapi,nina lebih memilih di
bandung. Dan chloe di daerah asalnya yakni surabaya.
Mereka pun berunding,kapan mereka bisa berkumpul tepat waktu itu.
Walaupun berbeda perkuliahan,bukan
berarti mereka berpisah untuk selamanya. Melupakan masanya di putih abu-abu.
Akan tetapi ini berartian jeda sejenak untuk tidak saling bertemu.
Walaupun mereka di halangi oleh jauhnya jarak. Itu tak menyurutkan
semangat mereka untuk bertemu,bertatap muka satu sama lain.mereka pun tak
ketinggalan berkomunikasi dengan berbagai alat elektronik yang canggih itu.
Beberapa tahun kemudian,ketika mereka satu sama lain libur kampus.
Mereka merencanakan membuat acara reuni kecil-kecilan. Yakni memuncak.
Mereka pun menyepakati hal itu. Mereka
satu sama lain merasa semangat dan tak peduli jarak yang akan di tempuh.
Seberapa jauh jarak yang ingin di tempuh mereka,tak akan menghalangi semangat
mereka untuk bertemu.
Mereka pun menyepakati berkumpul di
taman sekolah mereka dulu. Yakni di sma.
Tiba-tiba nina terkaget.yang datang
paling awal adalah maria.
“ma..ri…a….” teriak nina secara
antusias.
“ni…na…..”
Kemudian,di sambung oleh kedatangan
chloe.
“ni…na, maria….”
“hey… chloe.”
Mereka punberpelukan satu sama
lain.mereka hanya menunggu satu kawan lagi. Yakni yoseph.
Tiba-tiba,terlihat agak jauh dari
pandangan mata. Terlihat seorang pria memakai celana hitam dan baju koko.
Lambat laun…semakin deka..t. ternyata itu adalah yoseph.
Maria,nina dan chloe pun terkejut atas
hijrahnya yoseph masuk islam.
“yose..ph…” teriak mereka bertiga dengan
rasa penuh kebahagiaan
“ha….y.” jawab yoseph dengan wajah
bahagia pula.
“subhanallah…. Apa bener ini kamu,
yoseph.” Tanya nina
“iya nin,makasih ya atas semua pelajaran dari kalian,terutama dari
nina. Aku belajar banyak hal dari mu nin. Sehingga aku tersadar.menjadi seperti
ini. Mulai sekarang,kalian jangan memanggilku dengan sebutan yoseph lagi ya.
Tetapi zainal. Nama ku di ganti setelah aku masuk islam menjadi Moh Zainal
Abidin.”
“ok,deh zainal.”
Mereka ber empat pun duduk bersama di
taman sekolah. Kebetulan,sekolah sedang libur waktu itu.
Mereka pun flash back dan bernostalgia
tentang masanya di putih abu-abu.
Kini mereka menjadi sahabat yang
paling klop.mereka belajar banyak hal dari satu sama lain. Mereka memahami
perbedaan dalam kehidupan. “perbedaaan dalam kehidupan itu indah. Jika tak ada
perbedaan,hidup tak akan berwarna. Jika tak berbuat kebaikan,hidup tak akan
bermakna. Jika tak ada kasih sayang, hidup tak akan mempunyai rasa. Cinta
damai,rukun dan saling percaya kepada sesama dan umat berlain agama.”
Itulah motto yang di tancap dalam hati
mereka kapanpun,di manapun dan kepada siapa pun.
Kini mereka hidup rukun dan cinta
damai.