BADAI
PERJUANGAN
Abdul Muiz Ali
Begitu semangatnya mentari menyinari disiang itu,
semua siswa berkumpul memenuhi ruangan itu dan beberapa guru yang duduk di
kursi depan. Ternyata guru-guru yang duduk di kursi depan itu ialah
Pembina-pembina ekskul, Pembina Osis, dan Wakasek. Kesiswaan. Pengapnya ruangan
itu menambah panasnya ruangan itu, namun tidak mengurangi semangat antusias
siswa untuk mengikuti pemilihan ketua Osis. Karena siswa-siswa paham betul
bahwa kemajuan sekolah ditunjang oleh kinerja Osis yang maksimal. Terutama
ketua Osisnya.
Seorang Guru memanggil
seorang siswa “ Ali, setiap ekskul dimainta delegasinya untuk dicalonkan
sebagai ketua Osis. Nah, Bapak mendelegasikan kamu, sebagai delegasi dari
IPNU.” Kata guru itu. Ternyata guru itu ialah Pembinanya.
“Kenapa harus saya,
pak?” Jawab Ali, dengan muka yang kaget.
“Kamu, kan ketua IPNU?
Sudah sepantasnya bapak calonkan kamu sebagai calon ketua Osis. Kamu mau
teman-teman kamu di IPNU kecewa? Karena ga ada calon dari IPNU. Bapak dan
teman-teman kamu percaya, kalau kamu bisa mengemban amanah apabila terpilih
nanti. Kalau orang lain saja percaya kepadamu, masa kamu ga percaya pada diri
kamu sendiri?” Sahut Pembina itu, berusaha meyakinkannya.
Ali pun terdiam sejenak
dan akhirnya menganggukan kepalanya. Tanda ia bersedia
“ Bagus, itu baru anak
didik Bapak.” Wajahnya bergembira.
Wakasek.
Kesiswaan membuka acara pemilihan ketua Osis. Setiap kandidat diberi waktu 3
menit untuk menyampaikan visi dan misinya.
Tibalah saat pemungutan
suara, ternyata Ali memperoleh suara terbanyak. Sesuai dengan aturan yang
berlaku, maka Ali lah yang menjadi Ketua Osis.
Beberapa hari kemudian,
setelah susunan kepengurusan terbentuk. Ali pun mengadakan rapat kerja dengan
pengurus-pengurus Osis. Di siang hari yang panas, tubuhnya mengajaknya untuk
istirahat. Namun hatinya menolak. Ia harus memimpin rapat kerja itu, karena
sudah menjadi kewajibanya.
Semua pengurus sudah
hadir. Nampaknya rapat sudah bisa untuk dimulai. Ali meminta masing-masing
divisi untuk menyampaikan program-programnya. Setiap selesai divisi
menyampaikan programnya, Ali meminta persetujuan perseta rapat. Apakah ada yang
perlu diperbaiki atau tidak?
Dan masing-masing
divisi sudah menyampaikan program-programnya dan disetujui oleh semua peserta
rapat. Dan Ali pun meyetujuinya, karena program-program itu bagus.
“ oh, ya setiap upacara
bendera hari senin, kita selalu berdoa dengan tata cara doa kita sendiri(doanya
orang muslim) sedangkan, di Sekolah kita ada non muslim. Saya rasa mereka(non
muslim )ingin doa (diwaktu upacara bendera) memakai doanya sendiri. Saya harap
teman-teman semua mau memberikan solusinya.”
Dengan nada meminta.
“ Mau bagaimana lagi,
orang tatacara upacara bendera atur seperti itu?” Sahut seorang peserta rapat,
dengan muka kesal.
“Tatacara upacara
bendera itu ada yang membuat dan kita juga berhak untuk merubahnya, selama
tidak merubah nilai dan tujuan upacara itu.” Jawab Ali
Salah seorang peserta
rapat mengangkat tangannya, tanda ingin berbicara “Iya, silahkan.”Ali
mempersilahkanya berbicara.
“ Begini ketua, kalau
usulan saya. Di pas doa itu, yang pertama orang muslim dulu. Yang memakai
doanya sendiri. Setelah selesai, baru
giliran non muslim berdoa menurut cara dan keyakinanya sendiri.” Usulan Akhmad.
Ia adalah pengurus Osis dari perwakilan ekskul Paskibra.
Salah seorang peserta
rapat mengangkat tangan lagi, tanda
ingin berbicara “Iya, silahkan.”Ali mempersilahkanya berbicara.
“Begini kalau pendapat
saya, kalau doanya giliran seperti apa yang dikatakan Akhmad? Kesanya itu
seperti mereka berdoa seperti kita dan kita pun berdoa seperti mereka. Ini
tidak sesuai dengan Al - Quran . Dijelaskan dalam surat Al – Kafirun ayat 4-6:
“Dan aku tidak pernah menjadi apa yang kamu sembah.(4) Dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi apa yang kamu sembah.(5) Untukmu agamamu, dan untuku
agamaku.(6)” Berdasarkan ayat tersebut. Lebih baik diwaktu berdoa,pada saat
bersaan, kita orang muslim dipimpin oleh
siswa yang beragama islam, dan berdoa dengan keyakinan kita. Begitupun juga
dengan non muslim. Sekian dan terimakasih.”Usulan Sholeh Ia adalah pengurus Osis dari perwakilan
ekskul IPNU.
“ Baik apakah ada saran
lagi?” Tanya Ali. Semua terdiam.
“Baik, apakah semuanya
setuju dengan pendapat Sholeh?” Sambung Ali.
Semuanya setuju. “
Alkamdulillah semua setuju. Ada yang mau disampaikan lagi? Atau kita cukupkan
rapatnya?” Tanya Ali.
Semua diam dan
kebanyakan suara mengatakan cukup. “Baik, saya ucapkan terimakasih banyak. Dan
rapat saya cukupkan sampai disini.”Ali menyambungnya lagi. Peserta rapat pun
meninggalkan ruangan.
Sementara Ali masih terduduk
di kursinya. Datanglah Santi menghampiri Ali, ia adalah seorang umat Kristiani.
“ Ali, terimakasih. Kamu telah memberikan kami(orang Kristiani) untuk berdoa
menurut kepercayaan kami sendiri” Ucapnya.
“ Oh, itu. Sudah
menjadi kewajiban kami seorang muslim untuk berlaku adil.” Jawab Ali.
“Iya tah? Kalau begitu
mengapa dulu orang Islam ingin mengubah NKRI ini?” Dengan rasa penasaran
“Iya, itu kan sebagian?
Ga semuanya. Itu karena kurangnya pemahaman mereka dalam memahami ajaran
Islam.” Jawab singkat Ali, karena tubuhnya lelah.
Rupanya Santi memahami
Ali yang sudah lelah. “Ya, sudah Ali. Saya pulang duluan.” Santi beranjak dari
tempat duduknya.
Oh ya, Silahkan
hati-hati di jalan ya?” Sambut Ali dengan ramah.
Di
pagi hari yang cerah. Nampak siswa-siwa berkerumun. Ali pun mendekati kerumunan
itu dengan penuh penasaran. Namun ketika salah seorang siswa melihat Ali,
siswa-siswa pun membubarkan dengan sendirinya. Nampak wajah siswa-siswa itu sinis melihat Ali. Ali pun
tak menghiraukanya.
Siang
itu Nampak keramaian di depan kantor guru. Siswa –siswa berteriak agar Ali
mengundurkan diri, sebagai Ketua Osis. Ali pun aneh melihatnya. Dan bukan Ali
saja yang aneh melihat itu, Guru-guru juga merasa aneh melihatnya.
Lalu
Ali menemuinya dan didampingi oleh Pembina Osis. “ mengapa kalian ingin
menurunkan Ali? Bukankah kalian sendiri yang memilihnya. Apa kesalahanya?”
Tanya Pembina itu dengan suara keras. Agak sedikit marah.
Salah seorang siswa
menjawab “ Ali telah lancang merubah tatacara upacara bendera dan Ali juga yang
menurunkan kekuasan islam.”Dengan muka yang sangat marah.
Ali menjawabnya “ Bukan
kah, agama kita mengajarkan keadilan? Saya hanya menjalankan kewajiban saya.
Dan atas dasar apa saya melakukan ini? Silahkan kalian buka Quran surah Al –
Kafirun dan surah Al – Mumtaha ayat 8. Apakah saya menurunkan kekuasan agama
Islam? Jawab Ali
Dan
siswa-siswa pun terdiam, Pembina Osis pun membubarkannya. Keesoakn harinya
semua siswa meminta maaf kepada Ali, Ali pun memaafkanya dengan senang hati
Post a Comment