Oh God, Help Me Please
Minhatul Zaqiyah

“Semua perjalanan hebat harus diakhiri dengan hebat, untuk memulai sesuatu yang hebat”.

***
“Dant… “ ia refleks terhenti ketika ayahnya memanggil namanya “ iya yah … lirihnya… “mau sampai kapan kamu kaya gitu terus ?” entahlah yah” jawabnya pelan Oh God, adakah seorang yang mengerti perasaannya saaat ini !!!
#1 minggu yang lalu…
“Bun, Yah. Danty bukan malaikat kecil kalian lagi. Danty . bukan anak kecil yang gampang banget dibohongin . Danty tau ko, TAU !!!.” ucapnya, lalu terdim sejenak untuk mengontrol emosinya yang kini kian menaik. Terpejam “ Oh God, help me please” bisiknya dalam hati.
“Jadi, selama ini kalian cuma buat ngelaksanain kewajiban kalian doang gituh ?, kewajiban, yang nggak seharusnya kalian lakuin. Danty benci kalian !.
            BRUK !!!....... 
Bunyi pintu terbanting . Ayah dan Bundanya mendongak bersamaan . Hening, mereka bergulat dengan pikirannya masing –masing.
            Bagaimana nasib putri sulungnya kini ? “perceraian bodoh” umpat ayahnya dalam hati.
***
            Hei there! Namaku Dianty Annisa Cessara, panggil aja Dianty. Aku sekolah di SMA 51 Jakarta. Yapss, aku tinggal di Jakarta. Huuuhhhh! Kota macet. Tapi disini, aku menemukan banyak cerita, aku tinggal sama ayah. Setahun yang lalu, Bunda meninggal setelah perceraian. Ahh, no problem. Hidup aku sudah tidak seburuk dulu ko hahaha.
Selain pelajar, aku sedang menekuni dunia modeling. Alhamdulillah, sudah berjalan 2 tahun ini.
***
Alunan musik terdengar  jelas didalam kamarku,  
you watch me bleed until I can breat he I’m shaking falling unto my kness and now that I’am without your kisses,(lirik lagu stitches). Entah kenapa aku suka banget lagu ini.
“Dantyyyyyyyyy…” teriak seseorang didepan kamarku. Masuk sajah” teriakku nggak kalah.
“heiiii… jam 3, kamu pemotretan  kan ? aku ikut yah “ ucap seorang gadis yang kini sudah berada disampingnya.
            Klek!!! Lalu ia mematikan lagu yang tadi ia dengar dari ponselnya. Terdiam.. “Hmmm… Ayah sudah nggak ngizinin lagi” ucapnya tertunduk lesu”.
Ayolah Danty, kamu da…” nggak ra, nggak bisa…” selanya. Ra?! Yapps Maura, sahabatnya kini.
“this is your dream Dant” ucap Maura mengingatkan. Terdiam..
“Teh Rina sudah nunggu kamu dibawah, aku duluan yah ?” ucap Maura sambil menepuk pundaknya, lalu beranjak pergi  “ Good luck Dant !” Lirih Maura ketika sampai didepan pintu kamarnya.
***
            Teh Rina seseorang yang telah berjasa selama ini “seperti menemukan mutiara didasar laut”. Itulah yang sering Dianty ucapkan ketika melihat perjuangan the Rina selama ini.
***
            Dari kemarin, ayahnya sudah ngelarang Dianty buat jadi model lagi. Bukan karna apa, ayahnya hanya ingin yang terbaik buat anaknya. Mungkin nggak sekarang tapi suatu hari nanti, anggapnya kini.
            “it’s okey, kalo emang ini keputusan om, Rina berhak ngelarang. Tapi, silahkan kalau misalnya Dianty mau bergabung lagi, kita ba… “yah…” sergah Danty tiba_tiba saat ayahnya, the Rina dan Maura sedang berada diruang tamu.nafasnya tersenggal-senggal. Bingung, takut itu.yang ia rasakan.
Bersamaan dengan itu, semuanya mendongak. Tatapan ayahnya sama seperti dulu.
            “Waktu itu ayah pernah bilang, semua yang kamu lakuin itu ibadah, asalkan itu baik. Sholat ibadah,bahkan senyumpun ibadah. Jadi, Danty beranggapan Danty ngelakuin jadi model itu ibadah, model yang bukan sekedar model_model lainnya. This is my dream yah. Impian sudah didepan mata, tapi, kita tutup mata ? “tes!!! Ada benda jatuh dari pelupuk matanya. Menangis ia mulai menangis, “Oh God help me please” umpatnya dalam hati”.
            “Ayolah om, jangan biarin Danty seperti ini” mohon Maura.Hmmmm. Terdiam. Ayahnya hanya membisu, bergulat dengan pikirannya kini.
            “Oke, Ayah izinin,…” ucapnya. ‘Huuhhh!!! akhirnya. Senyuman mereka pun merekah. “asalkan ada satu syarat” sambil mengacungkan jari telunjuknya.
“apa itu yah?” Tanya Dianty. “target belajarnya nggak boleh setengah-setengah, harus 100% “  senyum Dianty kembali merekah. Perlahan ia berjalan menghampiri ayahnya, lalu memeluknya.
Entah apa yang kini ia rasakan. Saat ini , sedih, senang, terharu.Semua bercampur jadi satu. Dan dia nggak akan tahu, rasa mana yang paling menonjol .
“makasih yah..” lirihnya. Bersamaan dengan itu senyuman ayahnya kembali merekah.
***
“yeeeayy”seru Dianty . “gak gampang juga ternyata , butuh energy yang banyak  teh”ucapnya setelah usai pemotretan  produk.
Sebenarnya Dianty adalah modelling hijab remaja. Ia biasa melakukan sesi pemotretan untuk gaya fashion remaja masa kini. Bahkan juga produk kecantikan lainnya. “fighting”ucap teh Rina sambil menepuk pundaknya. Dainty hanya mengacungkan jempolnya . lalu meminum air yang sudah disediakan. “oh iya Dant, teteh bakal kenalin kamu sama… “. “hahh??! Serius teh? Yang hijabers itu kan??” kagetnya. Teh Rina hanya mengangguk. “itung-itung hany a belajar aja kamu sama beliau” ucap teh Rina. “iya juga sih teh, this is amazing, surpise banget tau nggak teh”ucap Danty agak heboh. “daripada kamu heboh sendiri, mending kamu istirahat yang cukup buuat esok hari. Kita bakal ketemu your idol, refresh otak kamu biar bisa dapet ilmu dari beliau. Oke, good luck”ucap teh Rina sambil menepuk pundak Danty, lalu beranjak pergi. “belajar lenggak-lenggok doang kan teh??”  hap.. langkah teh Rina berhenti, lalu berbalik badan dan melempar botol aqua yang kosong yang sudah diminum habis olehnya. “hahahahaha” gelak tawa Danty meledak. Sedangkan teh Rina hanya terkekeh bahagia. Kebahagiaan yang tercipta kembali, walaupun sedikit paling tidak bisa menciptakan kebahagiaan lagi.
***
“everybody is an inspiration for someone out their it’s our calling as a human being “ (Emmanuel Kelly)

 #Cafe
“mau pesen apa Dant??”
“mocaccino aja deh” Dianty
“mocaccino 2 yah mba” pinta teh Rina “oke, mba” ucap pelayan tadi lalu beranjak pergi. “oh iya teh, kira-kira tante Jenahara baik nggak yah?? Pasti cantik orangnya” tanyanya sambil menerawang. “liat aja nanti” jawab teh Rina
5 menit kemudian…
            Seorang wanita dengan jeans dan kaos yang dipadukan dengan longcard lalu kerudung yang menghiasi kepalanya. Perlahan, berjalan mendekat kearah meja Danty dan teh Rina.
            “ hai Rin” sapa tante Jenahara
“hai” mereka berduapun langsung cipika-cipiki. “silahkan duduk ucap teh Rina. “ini sepupu kamu itu?” Tanya tante Jenahara. “oh iya, kenalin ini sepupu aku, Dianty. Panggil aja Danty. “jelas teh Rina memperkenalkan “Danty, tante” ucap Danty sambil berjabat tangan dengan tante Jenahara.
“ya sudah, jadi besok atau kapan nih?” Tanya teh Rina “sekarang juga bisa” “lenggak-lenggok, are you ready?” Tanya teh Rina dengan ledekan.
“ready” jawab Danty lesu “Haahaha” tawa mereka.
            2 jam sudah Danty belajar bareng
“sulit juga yah” umpatnya dalam hati
***
“Hai Dant” sapa seseorang dari belakang. Danty hanya tersenyum sekilas. “sedih banget muka kamu? Kenapa lagi? Susah ya.. pasti belajar lenggak-lenggok kaya putri kerajaan gitu”. Tanya Maura bertubi-tubi
“apaan sih Ra??” ucap  Danty sambil menonjok pelan bahu sahabatnya.
“Hahaha” udah ah, ke kantin yuk..laper” ajak Maura
“yukkkk” saat ingin beranjak dari tempat duduknya kepalanya terasa berat, tak terasa darah segar mengalir dari hidungnya. Perlahan penglihatannya kabur. Setelah ia samar-samar mendengar seseorang berkali-kali memanggil namanya.
***
“gimana Dok, keadaan anak saya?” sergah ayah Danty ketika Dokter yang menangani putrinya keluar ruangan.
“anak bapak hanya mengalami kecapean dan pola makan yang tidak teratur, sehingga lambungnya bermasalah” jelas Dokter tersebut
“baiklah saya permisi dulu”. Ucap Dokter sambil beranjak pergi
***
“gimana keadaan Danty Ra??” tanya teh Rina ketika sampai di ruang tunggu. “Danty masih belum sadar teh “ ucap Maura pelan. Arrrghh!!! “bego” umpat teh Rina dalam hati.
            Dilihat dari wajahnya ia sangat frustasi. Tanpa sepengetahuan Maura teh Rina sedang uring-uringan sendiri.
duk…..duk” kepalanya ia benturkan ke tembok koridor RS. Isak tangis yang tertahan, sehingga mampu membuat Maura mendongak kearah teh Rina.
“udah dong tah, gak mesti kaya gini kan??” ucap Maura yang diketahui gadis ini menangis. “teteh nggak usah ngerasa sendiri, ada aku teh… teteh manusia biasa, bukan superhero. Sama kaya yang lain, sama kaya orang paling hebat di dunia manusia. Teteh punya rasa sedih, kesel, marah, bisa putus asa juga. Bahkan bisa kehilangan ide, gak tau mesti ngapain. Gak tau mesti kemana. Semua orang hebat kaya teteh pasti juga ngalamin itu. Pikiran itu butuh keluar tah. Pasti butuh tempat pelampiasan. Mungkin teteh bisa ngeluarin semuanya dengan cara teteh sendiri. Tapi teteh harus tau juga dong, hal yang kaya gitu nggak cukup kan??” jelas Maura sambil menangis.
Teh Rina langsung memeluk Maura erat, seakan beban yang selama ini ia tanggung sendiri, bisa ia salurkan kepada orang lain
            “thanks Ra, buat nasihat kamu” ucap teh Rina. “yaudah yukk masuk. Pasti Dianty nungguin kita” lanjutnya. “ckk!! Pede” ucap Maura. Teh Rina hanya tersenyum menanggapi.
***
            Sebelum the Rina sama Maura masuk, Dianty sudah sadar duluan kini ia sedang menyender diatas kasur Rumah Sakitnya. Sedangkan ayahnya sedang duduk disampingnya juga seorang wanita yang saat ini berstatus menjadi guru modellingnya.
            “hei Dant..” sapa teh Rina. “hei teh” ucap Danty, sekilas tersenyum.
“gak asik banget sih Dant, kamu sakit” ucap the Rina dengan nada meledek.
“keasyikan belajar sama tante Jenahara ya gak tan??” Tanya Danty . tante Jenahara hanya tersenyum.
“bahkan tersenyum pun kamu masih bisa Dant” ucap Maura dalam hati.
“jadi mau lanjut modelnya atau …”
“lanjut dong yah” sergah Danty.  “lenggak-lenggok Dant” ucap Maura dengan tingkah konyolnya.
“hahaha” tawa mereka meledak di seisi ruangan Rumah Sakit



(if you work hard, true to your self and youre faithful to God. Then? Nothing is impossible)




Labels:

Post a Comment

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.